Coretan Pena Cahaya

Tujuanku menulis hanya untuk sekedar melegakan rasa. Selebihnya, itu tergantung persepsi pembaca. (Latifa, N., 26111994)

Tokoh 'Tuan'



         Ini semacam cinta dalam diam, tapi diam-diam diperbincangkan. Diperbincangkan dalam doa dan pada sahabat dalam ruang yang tentu saja tertutup. Dalam sebuah ruang yang dipastikan hanya ada 2 orang saja dan tidak didengar oleh telinga-telinga jahil. Menurutnya, ini benar-benar rahasia. Tidak sembarang orang bisa dipercaya. Dalam suara pelan, ia mulai menceritakan tentang sosok laki-laki yang baru dikenalnya. Terlihat jelas, aura senang yang dibumbui rasa malu di wajahnya. Tidak sekali, 2 kali ia menceritakan sosok laki-laki itu pada sahabatnya. Berkali-kali, iya. Menariknya, gadis ini tidak pernah bosan menghadirkan tokoh ‘tuan’ yang sama dalam ceritanya. 
Sempat terlintas pertanyaan dalam benakku, ‘Bagaimana jika tokoh ‘tuan’ yang selalu ia perbincangkan, kelak akan menjadi nyata dan menjadi bagian dari masa depannya?’ Tentu, hal ini menarik tuk diceritakan dalam cerita selanjutnya.



Kau tahu?
Apa yang dirasakan gadis pencinta hujan ketika hujan tiba? Ia akan tersenyum senang menikmati tetes demi tetes air hujan yang jatuh ke tanah, lalu ia akan menengadahkan kedua tangannya dan berdoa pada Tuhan mengenai masa depannya, tentang apa saja yang ia impikan. Tidak hanya itu, ia tak segan-segan akan menerobos hujan tanpa payung sekalipun. Meski, ada teman yang menawarkan payung untuknya, ia pasti akan menolak dan memilih berjalan dalam hujan tanpa pelindung apapun. Aneh, memang. Namun itulah, sosok gadis pencinta hujan. Ia selalu menanti datangnya hujan dan bersedih ketika musim hujan telah usai.
Kau tahu?
Gadis pencinta hujan  selalu memilih hujan-hujanan disaat gadis lain enggan dan memilih menanti hujan reda. Gadis pencinta hujan akan selalu merasa bahwa dirinya butuh hujan. Baginya, rintik hujan dapat membuat kepalanya terasa ringan akibat beban hidup yang ia jalani selama ini. Membasahi tubuhnya dengan rintik hujan adalah salah satu caranya menenangkan hati dan pikirannya yang sempat jenuh. Jenuh dengan kepalsuan dan kebohongan manusia-manusia tak bertanggung jawab.
Kau tahu?
Gadis pencinta hujan tidak pernah merasa pusing ataupun demam akibat ia hujan-hujanan. Justru, ketika hujan-hujanan ia akan merasakan tubuhnya lebih baik dan sehat dari sebelumnya.
Aneh, bukan?

Selamat hujan-hujanan..:)


Aku ingin terlihat hebat seperti wanita lainnya. Hebat dalam karir, hebat dalam prestasi dan hebat dalam ibadah. Tapi menariknya, kenapa di depanmu, aku tak lagi ingin terlihat hebat. Tak lagi ingin memamerkan aktivitas-aktivitas hebatku. Tak ingin lagi menunjukkan kecerdasanku. Tak ingin lagi.


Tiba-tiba saja, aku ingin terlihat baik di depanmu, tanpa memamerkan apapun.
Terlihat baik untuk diajak ngobrol…
Terlihat baik untuk dipercaya..
Terlihat baik untuk dijadikan teman hidup.. *ups..


Cemburu pada samudera yang menampung segala...
Cemburu pada sang ombak yang selalu bergerak...
_Iwan Fals

Sungguh..bertemu dan mengenal orang-orang ini, jauh dari prasangkaku. Entah, ini yang disebut takdir atau hasil dari sebuah usahaku untuk bergabung dalam komunitas mereka. Berbagi hidup dengan mereka di tengah padatnya jadwal kuliah sudah mulai menjadi tradisiku. Banyak hal yang kudapatkan dari sebatas pertemuan ini. Semangat hidup untuk menjadi manusia yang lebih bermanfaat dan peduli sesama semakin tinggi. Pengetahuan dan cara berfikirku semakin berkembang, terlebih mengenai ‘chemistry’, hehe..
Jujur saja, saya bukanlah tipe orang yang suka bermain dengan alat ataupun bahan-bahan kimia (sintetis). Saya adalah tipe orang yang penakut jika bersentuhan langsung dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya, terutama ammonia. Yah..sangat alergi! Tapi, tak dapat dipungkiri. Kenyataannya, saya adalah bagian dari mereka yang bergelut dan hidup di dunia kimia. Jadi teringat dengan firman Allah, “Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216).
‘Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui’. Apapun yang dirasakan oleh hati, entah itu suka ataupun benci terhadap sesuatu, hanyalah Allah yang tahu persis baik buruknya. Hati kita hanya bisa merasakan ‘sesuatu’ sebatas rasa suka atau benci. Sungguh, hati ini sangat terbatas kemampuannya dan banyak kurangnya. Semoga, melalui orang-orang ini, Allah tutupi semua kekurangan itu hingga terlihat seolah-olah sempurna. Bersama mereka, kurasakan energi positif.


Inilah setetes tinta rekaman hidup bersama mereka... :)




















Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

Foto Saya
Nur Latifa
Seseorang yang sedang memantaskan diri untuk menyambut pangeran yang akan Tuhan kirimkan esok. Memantaskan diri untuk bersanding dan menuju surga dengannya. Dengan pangeran pilihan Tuhan.
Lihat profil lengkapku
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates