Coretan Pena Cahaya

Tujuanku menulis hanya untuk sekedar melegakan rasa. Selebihnya, itu tergantung persepsi pembaca. (Latifa, N., 26111994)

Dalam Perjalanan



Aku akan membuang siluetmu. 

Jika Tuhan menjodohkan kita, aku yakin siluetmu akan datang kembali menjadi sel – sel yang berwujud nyata layaknya manusia utuh. 

Kamu, tetaplah menjadi seseorang yang langka, yang dicari oleh seorang wanita yang paham bagaimana seharusnya ia mencintaimu sebagai imam.
Sementara aku, aku akan tetap berbenah, memantaskan diri untuk seseorang yang akan menjadi imamku suatu hari nanti. Meski aku tak tahu siapa dia. (Kamu) ataukah …??
Aku tak tahu..

Biarkan untuk sementara waktu, aku tetap sendiri, seperti kesendirian Zulaikha dalam merindukan Yusuf..

Aku akan tetap berjalan sendiri sambil mencari jati diriku. Fokus pada mimpi-mimpi besarku tanpa peduli dengan perasaanku yang belum jelas adanya.

Aku...
Akan menjadi insan yang layak untuk pasanganku :)
 

5.30 AM



Pernah.. aku merasakan kelelahan karena perjalanan hidup yang seolah-olah tak ada ujungnya. Berharap ada seseorang yang mengajakku memutus perjalanan ini. Perjalanan yang identik dengan kata ‘menunggu’.
Kamu kah seseorang itu? Ataukah yang lain?

Jauh dari pandangan manusia, aku menyembunyikan sesuatu yang dengannya aku merasa nyaman. Merasa nyaman dengan penantian ini. Walau ini tak biasa. Menunggu tanpa bertemu. Menunggu tanpa tahu bahwa orang yang kutunggu apakah ia benar-benar ‘kamu’.

Diantara kita, ada kode-kode ambigu yang masih kupikirkan hingga kini. Kadang keraguan itu muncul. Begitu pun dengan keyakinan. Yang jelas, kita sama-sama merasakan kode-kode ambigu itu. Dan anehnya, kita sama-sama memilih jalan tawakkal. Menyetujui setiap peristiwa yang telah Tuhan tuliskan untuk kita. Walau kadang, hati kita memaksa dan meminta pada Tuhan, ‘Semoga Dia menjodohkan kita dengan caraNya’.

Malang, 22 Oktober 2014

Hujan (^_^)


Bagaimana jika Tuhan tidak menciptakan hujan?
Bagaimana rasanya, dunia menjadi kering tanpa setetes pun air hujan yang turun?
Hujan…
Mungkin aku adalah salah satu orang dari sekian juta jiwa yang mencintai hujan..
Selalu menantinya..
Selalu mengharap kehadirannya, agar aku bisa menangis sejadi-jadinya dalam hujan..
Dan..
Aku merasa heran dengan orang yang membenci hujan..
Selalu mencaci hujan dan menganggap bahwa hujan adalah bencana. Bukan nikmat.
Cobalah pikirkan lagi..
Bagaimana jika Tuhan tidak menciptakan hujan??



Alhamdulillah…

Aku percaya ini bukanlah suatu ‘kebetulan’, melainkan sebuah ‘kebenaran’…

Tepat, tanggal 24 September 2014, aku diterima menjadi asisten laboratorium kimia. Sungguh, ini rencana Allah yang telah Dia tuliskan sebelumnya. Setelah kemarin gagal menjadi asisten laboratorium biologi, kini aku menjadi ‘aslab kimia’. Segala Puji Bagi Allah..

Sudah 2 minggu (lebih) ini, aku berperan dalam dunia baruku. Dunia baru yang membuatku lebih semangat dari biasanya meski ada beberapa hambatan yang menguras emosiku. Namun, aku kembali tetap bersyukur. Karena menjadi ‘aslab’ adalah salah satu dari mimpi-mimpiku.

Dimulai dari mendapatkan IP 4,00 di semester 4, kenikmatan-kenikmatan yang lain menyusul sesuai alurnya. Fabiayyi ‘ala irobbikuma tukadziban...  

Kini, aku merasa memiliki banyak teman. Setiap aku melangkahkan kaki, ada saja orang yang menyapaku. Yah..seolah2 aku memiliki teman di seluruh dunia.
Ada saja cara Allah membuatku tersenyum, yakni dengan mengirimkan teman-teman baru sehingga aku lupa dengan masalah-masalahku.. Semangat !!!

Kampus – Laboratorium – Kontrakan  

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

Foto Saya
Nur Latifa
Seseorang yang sedang memantaskan diri untuk menyambut pangeran yang akan Tuhan kirimkan esok. Memantaskan diri untuk bersanding dan menuju surga dengannya. Dengan pangeran pilihan Tuhan.
Lihat profil lengkapku
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates