Coretan Pena Cahaya

Tujuanku menulis hanya untuk sekedar melegakan rasa. Selebihnya, itu tergantung persepsi pembaca. (Latifa, N., 26111994)


Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data disebar dan diakses secara global.  

Perkembangan teknologi informasi memberikan peluang kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi lebih cepat. Dulu masyarakat menggunakan surat sebagai sarana berkomunikasi  dengan sanak saudara dan keluarga yang berada jauh dari kampung. Sekarang dengan menggunakan fasilitas  HP kita bisa mengirimkan surat dengan sangat cepat yang biasa kita kenal dengan istilah SMS (Short Message Service). 

Dampak perkembangan teknologi sangat signifikan, masyarakat sudah tergantung dengan teknologi informasi. Hal ini menyebabkan mobilitas informasi sangat cepat, kejadian dari berbagai belahan dunia bisa kita nikmati secara langsung.

Tapi disisi lain perkembangan teknologi membawa dampak negative bagi masyarakat, utamanya bagi perkembangan generasi muda. Dengan teknologi seperti layanan internet  sangat banyak konten-konten yang tidak sepantasnya dilihat dan diakses oleh anak-anak di bawah umur.  

Sumber:  


Masaru Emoto (born July 22, 1943) is a Japanese author and entrepreneur, best known for his claims that human consciousness has an effect on the molecular structure of water. Emoto's hypothesis has evolved over the years of his research. Initially Emoto claimed that high-quality water forms beautiful and intricate crystals, while low-quality water has difficulty forming crystals. According to Emoto, an ice crystal of distilled water exhibits a basic hexagonal structure with no intricate branching. Emoto claims that positive changes to water crystals can be achieved through prayer, music, or by attaching written words to a container of water.
Through his observations of more than two thousand samples collected photographs of water crystals from around the world, Emoto discovered that molecules of water particles it can change depending on the surrounding human feelings, which indirectly suggests the influence of feelings on klasterisasi molecules of water formed by the bonding hydrogen.

Emoto also found that the crystal particles of the water looks to be "beautiful" and "awesome" when received positive reaction around it, for example, with joy and happiness. But the water looks crystal particles become "bad" and "eye catching" when get around the negative effects, such as sadness and disaster.

Emoto using sound and text media in exposing the crystalline form of water that has been frozen ..  
Here are some examples of research results.

Water Crystal when it is said words of love
Water Crystal when it is said words of sadness
Water Crystal before offering a prayer
Water Crystal after offering a prayer
Subhanallah…It is amazing, isn’t ?
 
                   http://ngaossareng.blogspot.com/


Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah perguruan tinggi swasta di Kota Malang. UMM merupakan salah satu universitas yang tumbuh cepat, sehingga oleh PP Muhammadiyah diberi amanat sebagai perguruan tinggi pembina untuk seluruh PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) wilayah Indonesia Timur. Program-program yang didisain dengan cermat menjadikan UMM sebagai "The Real University", yaitu universitas yang benar-benar universitas dalam artian sebagai institusi pendidikan tinggi yang selalu komit dalam mengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berdiri pada tahun 1964, atas prakarsa tokoh-tokoh dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Malang. Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang merupakan cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta dengan akte Notaris R. Sihojo Wongsowidjojo di JakartaNo.71 tanggal 19 Juni 1963 berdasarkan Gouvernement Besluit Nomor 81 tanggal 22Agustus 1914.
Pada awalnya, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas yaitu (1) Fakultas Ekonomi (2) Fakultas Hukum, dan (3) Fakultas Pendidikan dan Pengajaran (FPP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status terdaftar dari Departemen Pendidikan  dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1966  dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966.
Pada tanggal 1 Juli 1968 Universitas Muhammadiyah Malang resmi menjadi universitas yang berdiri sendiri (terpisah  dari Universitas Muhammadiyah Jakarta) yang penyelenggaraannya berada di  tangan Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Malang, dengan Akte Notaris R. Sudiono, No. 2 tertanggal 1 Juli1968. Pada perkembangan berikutnya akte  ini kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris G. Kamarudzaman No.7 tanggal 6  Juni 1975, dan diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Kumalasari, S.H. No.026 tanggal 24 Nopember 1988 dan didaftar pada Pengadilan Negeri Malang No. 88/PP/YYS/XI/1988 tanggal 28 Nopember 1988. Pada tahun 1968, Universitas Muhammadiyah Malang menambah fakultas baru, yaitu Fakultas Kesejahteraan Sosial yang merupakan filial dari Fakultas Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dengan demikian, pada saat itu Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki empat fakultas. Selain itu Fakultas Pendidikan dan Pengajran Jurusan Pendidikan Agama mendaftarkan diri
sebagai Fakultas Agama yang berada dalam naungan Departemen Agama dengan
nama Fakultas Tarbiyah.
Pada tahun 1970 Fakultas Tarbiyah ini mendapatkan status yang sama dengan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN), dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 50 Tahun 1970. Pada tahun ini  pula Fakultas Kesejahteraan Sosial mengubah namanya menjadi Fakultas Ilmu Sosial dengan Jurusan Kesejahteraan Sosial. Kemudian pada tahun 1975 Fakultas  ini resmi berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta) dengan Surat Keputusan Terdaftar Nomor 022 A/1/1975 tanggal 16 April 1975.
Fakultas yang kemudian dibuka pada tahun 1978 adalah Fakultas Teknik dengan nama Akademi Teknik Malang dan pengaktifan kembali Fakultas Ekonomi dengan program pendidikan Sarjana Muda bernama Akademi Akuntansi Muhammadiyah (AAM). Pada tahun 1980 dibuka Fakultas Pertanian dengan Program Studi Budidaya Pertanian, kemudian menyusul Fakultas Peternakan, 1987. Antara tahun 1983 sampai dengan tahun 2008 dibuka fakultas dan  program studi baru, serta peningkatan statusnya. Fakultas yang dibuka adalah Fakultas Kedokteran tahun 2001 dan Fakultas Ilmu Kesehatan  tahun 2007 dengan dimulai berdirinya program studi Diploma Keperawatan tahun 1993. Adapun program studi yang dibuka adalah Program Studi Pendidikan Dokter,  Program Studi Hubungan Internasional, Program Studi Teknik Informatika dan Program Studi Farmasi, S1 Ilmu Keperawatan dan Pendidikan S1 PGSD. Pada tahun 1993 Universitas Muhammadiyah Malang membuka Program Pascasarjana Program Studi Magister Managemen dan Magister Sosiologi Pedesaan, tahun 1996 membuka program pascasarjana Program Studi Magister Agama Islam, dan pada tahun  2004 menambah 3 (tiga) Program Studi, yaitu Program Studi Magister Agribisnis, Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan dan Magister Ilmu Hukum, serta tahun 2006 dibuka Magister Psikologi. Selanjutnya pada tahun 2007 dibuka Program Doktor Ilmu Sosial dan Politik.
Sampai tahun akademik 2011/2012 ini, UMM memiliki 12 Fakultas dengan:
32 program sarjana (S1)
7 program magister (S2)
1 program doktor (S3)
3 program diploma (D3)
4 program profesi
Pada sekarang ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menempati 3 lokasi kampus, yaitu kampus I di jalan bendungan bandung, kampus dua di sumbersari dan kampus tiga di tegal gondo. Kampus satu yang merupakan cikal bakal UMM, dan sekarang ini dikonsentrasikan untuk program pasca sarjana. Sedangkan kampus II yang dulu merupakan pusat kegiatan utama , sekarang di konsentrasikan sebagai kampus fakultas kedokteran dan program D3 akademi perawat. Sedangkan kampus III sebagai kampus terpadu dijadikan sebagai pusat sari seluruh aktivitas. 

Sumber:  


Siang itu, tepatnya pukul  13.00, Zahra mengambil sepedanya yang ia parkir di tempat parkir sekolahnya. Wajahnya terlihat begitu lelah. Dengan pakaian putih biru dan tas ranselnya yang berada dipundakknya, ia perlahan-lahan mengayuh sepedanya. Panas terik matahari sudah biasa menemaninya dalam perjalanan pulang. Dalam perjalanan, Zahra di salip sebuah mobil sedan yang sangat ia kenal. Mobil itu milik Pak Andi, ayah dari teman dekatnya yang bernama Nina.
“Zahra….duluan yaa..”teriak Nina sambil berlalu pergi.
Zahra hanya mengangguk dan tersenyum kecil. Dalam hatinya, ia merasa iri dengan temannya itu. Zahra juga ingin seperti dia yang setiap hari diantarjemput oleh ayahnya. Sementara , ayah Zahra tidak pernah mengantarkannya ke sekolah apalagi menjemputnya. Sejak kelas 2 SD, ia sudah terbiasa berangkat sekolah sendiri dengan sepedanya tanpa seorang ayah yang mengantarkannya. Sesampai dirumah, ia bertemu dengan ibunya. Seperti biasa ia mengucapkan salam.              
“Assalamu’alaikum..”sambil mencium tangan ibunya.
“Wa’alaikumsalam.., capek ya..”sapa ibunya.
“Ayah mana , Bu??”tanya Zahra dengan nada kesal.
“Ayahmu sedang kerja, Nak. Memangnya ada apa?”
Tanpa menghiraukan pertanyaan ibunya, ia langsung pergi ke kamar dan menguncinya. Sang ibu merasa heran melihat tingkah putrinya yang baru kelas  1 SMP itu. Tanpa berfikir panjang, sang ibu mengetuk pintu kamar Zahra.
“Nak, ada apa? Kamu pasti lapar ya? Yuk, kita makan siang bersama.”sambil mengetuk pimtu.
“Zahra gak mau makan sampai Ayah pulang.”sahut Zahra dari dalam kamar.
“Ayah pulang jam 7 malam. Apa kamu sanggup menahan rasa laparmu?”
“SANGGUP, Bu..”teriak Zahra dengan nada kesal.
Akhirnya sang ibu membiarkan Zahra didalam kamarnya. Dalam hati sang ibu bertanya-tanya, “ada apa dengan Zahra?”
                Hingga pukul 7 malam, Zahra masih saja mengurung dalam kamarnya. Sementara sang ibu, masih saja terus menerus mengetuk pintu kamarnya sambil membujuk putri sulungnya agar mau makan. Namun jawaban Zahra tetap sama yaitu ia akan makan sampai ayahnya pulang.
Tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil. Zahra tahu pemilik bunyi klakson mobil itu adalah ayahnya. Sang ibu bergegas keluar membuka pintu gerbang. Zahra pun ikut keluar menyusul ibunya. Begitu sang ayah keluar dari mobil, Zahra langsung menghampiri ayahnya dan mencium tangannya. Ia menatap wajah sang ayah dan bertanya,”Ayah, apa ayah sudah tidak sayang lagi sama Zahra?”
Mendengar hal itu, sang ayah kaget. “Kenapa kamu bertanya seperti itu, Nak?”tanya sang ayah.
“Zahra ingin seperti Nina yang diantarjemput setiap hari ke sekolah, sementara Zahra? Tidak!! Zahra ingin punya ayah seperti ayahnya Nina. Sangat perhatian kepada putrinya.”
Sang ayah tersenyum dan mengajak Zahra untuk duduk di teras depan, sementara sang ibu bergegas masuk ke dalam untuk menyiapkan makan malam. Di teras depan, sang ayah menatap mata putrinya dan menggenggam  tangannya.
                “Nak, maaf jika selama ini ayah belum bisa menjadi orang tua seperti yang Zahra inginkan. Yang ayah bisa lakukan hanyalah ini: Ketika kau terlelap dalam tidurmu, Ayah menarik selimut agar nyamuk tidak mengganggu tidurmu. Ketika Ayah akan berangkat kerja, Ayah selalu menyempatkan waktu untuk masuk ke kamarmu bermaksud untuk berpamitan padamu, tapi kau masih tertidur pulas dan ketika ayah pulang kerja, Ayah sebenarnya ingin mengobrol denganmu tapi Ayah lihat kamu sibuk dengan tugas-tugasmu. Setiap malam Ayah hanya bisa melihat wajahmu yang cantik dan mendoakanmu agar kamu tumbuh menjadi anak yang sholehah, pintar, baik hati, sayang kepada orang tuamu, bermanfaat untuk keluarga maupun orang lain dan sukses dunia akhirat. Nak, Ayah bekerja seharian untuk mencukupi kebutuhanmu, bukan untuk siapa-siapa. Ayah sanggup menahan dinginnya udara dan terik matahari, itu semua karena kamu. Ayah tidak pernah merasa lelah bekerja karena Ayah ingat padamu dan ibumu. Ayah ingin membiayaimu sekolah  hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Nak, Ayah tahu, waktu ayah buatmu berkurang karena sibuk bekerja dan ayah sebenarnya sedih tidak bisa menemanimu setiap saat. Tapi yakinlah Nak, kasih ayah untukmu tidak akan pernah pudar. Ayah sayang padamu melebihi semua ayah di dunia ini.”Ungkap sang ayah. Tiba-tiba air mata Zahra jatuh membasahi pipinya dan ia pun memeluk tubuh sang ayah.
“Maaf Ayah, Zahra sudah berpikir negative tentang ayah. Ternyata semua yang ayah lakukan semata-mata untuk Zahra. Aku sayang Ayah..”

***
Seringkali, kita merasa seolah-olah Ayah kita sudah tidak sayang lagi kepada kita karena sibuk dengan pekerjaannya. Kita merasa kehilangan perhatiannya. Kita merasa Ayah kita sudah tidak peduli lagi dengan kita. Intinya, kita merasa tak dianggap lagi sebagai anak karena kurangnya perhatian yang Ayah berikan. Padahal, jika kita mau berpikir lagi, kita akan sadar betapa besarnya kasih sayang seorang Ayah untuk anak-anaknya. Panas matahari dan hujan deras sekalipun tak menjadi batu penghalang baginya untuk tidak bekerja. Ayah tidak pernah mengeluhkan semua itu, karena ia sayang terhadap anak-anaknya. Andai saja Ayah kita tidak bekerja, menghabiskan waktunya untuk mengantarjemput kita ke sekolah dan menemani kita setiap saat. Lantas siapa yang akan membayar uang bulanan sekolah? Siapa yang akan memberi uang belanja untuk ibu? Siapa yang akan membayar tagihan listrik? Siapa yang akan memberi uang saku? Siapa lagi kalau bukan AYAH??

Kasih sayang Ayah itu seperti angin. Tidak tampak tapi kita bisa merasakannya jika kita mau membuka pikiran kita dan tidak menuruti ego. Cinta seorang Ayah tidak akan pernah pudar walau usia kita telah menginjak dewasa. Ia akan tetap mencintai kita dan mendoakan kebaikan untuk kita.
Aku sayang Ayah…
Semoga Bermanfaat J


“Bunda…Bunda…”teriak Aisyah memanggil bundanya yang saat itu sedang di dapur. Ia berlari menuju ke dapur dengan semangatnya. Senyum manis bibir merahnya merekah indah di wajah putihnya.
Ada apa Aisyah? Kok senyum-senyum seperti itu? Aisyah mendapat hadiah ya?”tanya sang Bunda.
“Iya Bunda.., Aisyah seneng dapat hadiah ini. Aisyah bantu masak ya bunda.”
“Tumben ne, anak bunda rajin. HayoO hadiah dari siapa tuh…”ledek sang bunda.
“Hadiah dari Allah, Bunda..”jawab Aisyah dengan riangnya.
“Hadiah dari Allah??”tanya bunda dengan nada sedikit penasaran.
“Iya..dari Allah. Nanti Aisyah ceritain ya bunda. Seusai masak.”
Sang bunda tersenyum melihat buah hatinya senang. Namun dalam hatinya, sang bunda menyembunyikan rasa penasaran perihal apa yang membuat putrinya tersenyum kegirangan. Seusai memasak, sang bunda menagih janji putri sulungnya untuk menceritakan tentang hadiah yang telah Allah berikan.
                “Aisyah…, Aisyah lupa ya? Katanya mau cerita sama bunda?”
                “Oh… iya Bunda. Tapi janji ya, bunda jangan marah. Janji??” sambil mengangkat jari kelingkingnya.
Lalu sang bunda mempertemukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking putrinya hingga membentuk tanda silang dan kemudian saling mengikatnya satu sama lain. “Iya deh, Bunda janji sayang…”
                “Jadi, begini bunda. Aisyah merasa dapat hadiah dari Allah. Hadiah itu berupa perasaan cinta di hati ananda. Yah…Aisyah jatuh cinta dengan seorang ikhwan, teman seSMA, Bunda..”
                “Alhamdulillah, lalu rencana Aisyah apa?”tanya sang bunda.
                “Rencana apa Bunda? Aisyah tak mengerti maksud bunda.”sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
                “Ya, rencana apa yang bakal Aisyah lakukan dengan perasaan itu? Apa Aisyah mau pacaran?”
“Aisyah juga tidak tahu. Aisyah juga belum mengungkapkan perasaan ini padanya. Menurut bunda, apa yang harus Aisyah lakukan dengan perasaan ini?”
Sang bunda tersenyum dan bertanya,”Bukankah tadi di dapur, Aisyah bilang sama bunda bahwa hadiah itu dari Allah?”
“Iya..Bunda. Aisyah bilang seperti itu karena Aisyah tahu Allah Maha dari Segalanya. Aisyah juga sadar, perasaan ini Allah yang menciptakan dan memberikannya kepada Aisyah. Aisyah ingin menjaga hadiah Allah ini agar tetap indah. Tapi, Aisyah tidak tahu caranya Bunda.”
Sang bunda tersenyum lagi dan mendekati putrinya lebih dekat. Kemudian merangkulkan tangannya di pundak putrinya. Aisyah yang saat itu duduk dengan posisi kepala berdiri tiba-tiba menidurkan kepalanya dibahu sang bunda.
“Bunda…, Aisyah tidak tahu apa yang harus Aisyah lakukan dengan perasaan indah ini. Aisyah baru pertama kali merasakannya dan subhanallah terasa nyaman di hati Aisyah.”
“Iya, bunda mengerti sayang. Dulu ketika remaja, bunda juga merasakan hal yang sama seperti yang sedang Aisyah rasakan saat ini. Yah..dulu bunda juga pernah jatuh cinta pada seorang ikhwan yang amat menawan akhlaknya. Kadang bunda sampai menangis ketika bunda merindukannya. Bunda mencintainya karena kesholehan yang ada pada dirinya. Saat itu, bunda berkeinginan untuk memendamnya saja di hati Bunda. Bunda tak pernah mengungkapkan perasaan bunda padanya. Bunda tidak ingin menempuhnya dengan jalan pacaran. Dengan kata lain, bunda mencintai seorang ikhwan itu dalam diam. Hingga suatu hari, ada seorang ikhwan yang datang menemui kakek dan nenek dengan tujuan untuk mengkhitbah bunda.”
“Siapa ikhwan yang mengkhitbah bunda?? Abi-kah??”tanya Aisyah.
Sang bunda tersenyum dan melanjutkan ceritanya.
“Subhanallah sayang…, seorang ikhwan yang datang kerumah dan berani mengkhitbah bunda saat itu adalah ikhwan yang bunda cintai dalam diam itu. ikhwan itu adalah Abi. Saat itu bunda merasa bahwa keistiqomahan bunda dalam menjalani fase penantian itu ternyata membawa berkah yang amat terasa nikmatnya. Jadi, apa yang Aisyah dapat simpulkan dari cerita bunda?”
Aisyah diam sejenak. Kemudian mengangkat kepalanya dari bahu sang bunda. Aisyah menatap mata indah sang bunda dan memegang kedua tangannya. Lalu Aisyah berkata, “ Terima kasih bunda,kini Aisyah telah mengerti apa yang harus Aisyah lakukan dengan perasaan ini. Aisyah ingin memendam perasaan ini dan menitipkan segala asa dan rasa di hati ananda hanya kepada Allah. Biar Allah yang akan menjaga dan memelihara perasaan ini. Jika kiranya perasaan ini salah, biar Allah yang menghapusnya dan menggantinya dengan perasaan yang lebih indah lagi. Aisyah akan istiqomah dalam penantian ini. Sekali lagi, terimakasih ya Bunda..”
Lalu, Aisyah melepas tangan dari genggaman sang bunda dan memeluk sang bunda dengan perasaan damainya.

***

Surat Kerinduanku

Untukmu yang jauh disana,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh…
Bagaimana kabarmu hari ini??
Semoga kau baik-baik saja dan tetap berada dalam lindunganNya.
Akhi..,aku disini masih sendiri dan tetap menjaga hati untukmu..
Walau raga ini tak pernah bertemu,
Walau lisan ini tak pernah mengungkapkan kata cinta,
Walau kau tak pernah mengucapkan janji akan menemuiku disini, namun aku percaya suatu saat nanti Allah akan mempertemukan kita di waktu dan ruang yang tepat… Aamiin..
Akhi..
Aku tahu, kau disana sedang menuntut ilmu, begitu pula denganku disini juga sedang menuntut ilmu..
Aku juga tahu, kau disana sedang sibuk memperbaiki diri, begitu pula denganku disini juga sedang sibuk berbenah diri..
Tak perlu kau resahkan aku, aku akan baik-baik saja disini dalam lindungan Allah..
Bukankah kau pernah berkata,”Innallaha ma’ana??”
Yah… sesungguhnya Allah akan selalu bersamaku, bersama kita.
Akhi..
Bila kau merindukanku, ungkapkanlah rasa rindumu dalam sujud malammu…
Ungkapkan semua yang ada dalam hatimu pada Rabbmu…
Aku disini, juga akan melakukan hal yang sama..
Aku akan mengungkapkan semua rasa kerinduan ini hanya pada Rabbku..
Aku percaya, Rabbku akan menyampaikan kerinduan ini padamu. Sehingga kau mampu merasakannya walau aku tak pernah berucap,”Aku merindukanmu”.
Akhi..
Biarlah cerita cinta kita berbeda dengan orang kebanyakan.
Meski tak ada ungkapan cinta,
Tak ada panggilan ‘sayang’ untukmu dan juga untukku, dan
Tak akan pernah ada ikatan ‘pacaran’diantara kita..
Janganlah pernah ragu dengan perasaanku padamu..
Apa yang aku rasakan sama dengan apa yang kau rasakan saat ini…
Yakinlah, meski tak pernah terungkap..

Akhi…
Biarlah rasa cinta ini tetap menggantung, menggantung dalam ketetapanNya..
Menggantung dalam kehendakNya..
Karena Allah sebaik-baik tempat bergantung..
Allah yang memberi perasaan ini, Allah juga yang akan memutuskannya.
Entah kita akhirnya akan bertemu ataupun tidak, itu sudah pasti yang terbaik.
Allah yang mempertemukan kita dulu, Allah juga yang memisahkan kita hingga sekarang.
Biarlah harapan untuk sebuah pertemuan yang kedua kalinya kita gantungkan pada Allah..
Aku tahu keputusan Allah itulah yang terbaik untuk kita. Allah tidak akan mempersulit hambanya..
Akhi..
Tetaplah disana kau menjaga pandanganmu, begitu juga denganku disini akan slalu menjaga pandanganku..
Tetaplah menjaga hatimu, begitu juga denganku disini akan slalu menjaga hatiku..
Jalan kita masih panjang..
Banyak rintangan yang akan kita hadapi..
Doakan aku disini, agar tidak terpengaruh rayuan kaum Adam,
Aku disini juga akan mendoakanmu agar kau tidak terpengaruh dengan rayuan kaum Hawa.
Akhi..
Kurasa suratku sampai disini dulu,
Jangan resahkan keadaanku disini…
Tetaplah menuntut ilmu untuk kepentingan umat..
Tetaplah menjaga pandanganmu disana..
Tetaplah berbenah diri..
Tetaplah bertahan dalam tahajudmu..
Percayalah..
Aku disini akan tetap menunggu..
Menunggu keputusan Allah untuk kita…
Akhi…
Jaga selalu hatimu disana..
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh..
Dari yang merindukanmu

Ummi Abi…

Maafkan Ukhti…
Ukhti belum bisa menjadi wanita sholehah yang Ummi dan Abi inginkan…

Ummi Abi…
Ukhti masih belum bisa menjaga pandangan ukhti. Mata ukhti selalu terpesona ketika melihat laki-laki itu. Ukhti tahu laki-laki itu bukan mahram Ukhti seperti yang Ummi dan Abi katakan tapi, mata Ukhti belum mampu untuk menahannya. Hingga Ukhti menjalin hubungan dengan laki-laki itu. Kata sahabat Ukhti, bukan anak gaul jika tidak punya pacar. Ukhti dibilang gak laku. Ukhti kan malu…
Maafkan Ukhti ya,,,
Perilaku Ukhti telah mendekati zina…

Ummi Abi…
Ukhti belum bisa menutup aurat seperti yang Ummi dan Abi ajarkan. Ukhti belum bisa memakai jilbab hingga dada. Ukhti masih malu memakai pakaian longgar. Ukhti masih malas menggunakan kaos untuk menutupi kaki Ukhti.
Banyak sahabat Ukhti yang mencela Ukhti, saat Ukhti memakai pakaian longgar dan mengulurkan jilbab Ukhti hingga dada. Mereka bilang kalau Ukhti seperti ibu-ibu dan tidak gaul. Ukhti risih mendengar celaan mereka. Sampai saat ini, Ukhti masih memakai pakaian ketat hingga tampak lekuk tubuh Ukhti dan Ukhti  masih mengikat jilbab hingga tampak perhiasaan Ukhti.
Maafkan Ukhti ya,,,
Ukhti  belum bisa menutup aurat secara sempurna…

Ummi Abi…
Ukhti belum bisa menjadi wanita yang ahli sholat tahajud. Ukhti tidak bisa bangun di sepertiga malam terakhir. Ukhti terlalu capek dengan tugas sekolah Ukhti. Terkadang, Ukhti masih lalai dengan perintah sholat 5 waktu.
Maafkan Ukhti ya,,
Ukhti belum bisa menyeimbangkan antara dunia dan akhirat.

Ummi Abi…
Ukhti takut Ummi dan Abi kelak akan masuk neraka. Ustadzah Ukhti pernah bilang kalau Ummi dan Abi akan masuk neraka jika Ukhti tidak berhasil menjadi wanita sholehah seperti Ummi dan Abi inginkan. Ukhti tidak mau itu terjadi. Ukhti tidak ingin Ummi dan Abi masuk neraka hanya karena perilaku Ukhti.
Ummi Abi…
Ukhti saaayaaang sekali sama Ummi dan Abi.
Ukhti ingiiin sekali menjadi wanita sholehah kebanggaan Ummi dan Abi.
Ukhti tidak ingin mempermalukan Ummi dan Abi dihadapan Allah kelak.
Ukhti ingin kelak kita bisa berkumpul di surga, duduk berdampingan dengan Rasulullah seperti Ummi dan Abi harapkan.
Ummi Abi…
Maafkan Ukhti ya…
Ukhti janji, akan berusaha menjadi wanita sholehah seperti Ummi dan Abi inginkan…
Ukhti cinta Ummi dan Abi karena Allah… 

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

Foto Saya
Nur Latifa
Seseorang yang sedang memantaskan diri untuk menyambut pangeran yang akan Tuhan kirimkan esok. Memantaskan diri untuk bersanding dan menuju surga dengannya. Dengan pangeran pilihan Tuhan.
Lihat profil lengkapku
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates