Sahabat

Sahabat…
Jujur, ingin sekali aku mengatakan bahwa ‘Aku senang, Tuhan telah mengenalkan kita dan aku tidak ingin kau pergi’. Tapi, rasa gengsiku amatlah tinggi, jika kutakan kalimat itu padamu. Yaa..aku masih gengsi. Ku yakin, kau juga merasakan hal yang sama denganku.

Untuk sementara ini, aku hanya bisa menunjukkan apa yang ada dalam perasaanku melalui tindakanku.

 


Sahabat...
Golongan darah kita sama, yakni O. Cara berpikir dan emosi kita cenderung sama meski ada beberapa persen yang berbeda akibat gen orang tua kita. Akan tetapi, membuat perjalanan dan menulis cerita hidup bersamamu sungguh menyenangkan. Ku harap, kau tetap akan menjadi sahabatku hingga akhir nanti..

Sahabat dunia- akhirat, *Artanti Dian Ratnasari

Kamu

Aku masih senang membicarakanmu pada Tuhan..
Membicarakan segalanya, yaa..tentangmu..

Perasaan itu tersembunyi, namun sangat menarik jika dibicarakan dengan Tuhan. Untuk sementara ini, kamu adalah laki-laki yang menjadi topik terhangat dalam doaku. Laki-laki yang diam-diam kupinta padaNya.

Maaf, jika aku lancang. Sekali lagi, maaf..
Aku tak tahu caranya bagaimana harus bertindak ketika hati ini condong pada satu nama. Yang bisa kulakukan hanyalah membicarakanmu dengan Tuhan disaat orang lain terlelap dalam mimpinya.

Kamu… masih menjadi topik terhangat dalam doaku dan semoga tetap seperti itu.

Oh ya, apakah kamu diam-diam sedang membicarakanku pada Tuhan?

Ayah, Terima kasih..

Aku senang, kau menggendongku saat aku menangis..

Aku senang, kau mengajakku bercanda dalam pelukmu..

Aku senang, kau mengajariku banyak hal. Mengajakku diskusi.. 

Aku senang, kau paham dengan keinginanku. Yah..aku ingin terbang Ayah..

Tentunya, terbang bersamamu ke Surga..