Coretan Pena Cahaya

Tujuanku menulis hanya untuk sekedar melegakan rasa. Selebihnya, itu tergantung persepsi pembaca. (Latifa, N., 26111994)

Surat Kerinduanku

Untukmu yang jauh disana,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh…
Bagaimana kabarmu hari ini??
Semoga kau baik-baik saja dan tetap berada dalam lindunganNya.
Akhi..,aku disini masih sendiri dan tetap menjaga hati untukmu..
Walau raga ini tak pernah bertemu,
Walau lisan ini tak pernah mengungkapkan kata cinta,
Walau kau tak pernah mengucapkan janji akan menemuiku disini, namun aku percaya suatu saat nanti Allah akan mempertemukan kita di waktu dan ruang yang tepat… Aamiin..
Akhi..
Aku tahu, kau disana sedang menuntut ilmu, begitu pula denganku disini juga sedang menuntut ilmu..
Aku juga tahu, kau disana sedang sibuk memperbaiki diri, begitu pula denganku disini juga sedang sibuk berbenah diri..
Tak perlu kau resahkan aku, aku akan baik-baik saja disini dalam lindungan Allah..
Bukankah kau pernah berkata,”Innallaha ma’ana??”
Yah… sesungguhnya Allah akan selalu bersamaku, bersama kita.
Akhi..
Bila kau merindukanku, ungkapkanlah rasa rindumu dalam sujud malammu…
Ungkapkan semua yang ada dalam hatimu pada Rabbmu…
Aku disini, juga akan melakukan hal yang sama..
Aku akan mengungkapkan semua rasa kerinduan ini hanya pada Rabbku..
Aku percaya, Rabbku akan menyampaikan kerinduan ini padamu. Sehingga kau mampu merasakannya walau aku tak pernah berucap,”Aku merindukanmu”.
Akhi..
Biarlah cerita cinta kita berbeda dengan orang kebanyakan.
Meski tak ada ungkapan cinta,
Tak ada panggilan ‘sayang’ untukmu dan juga untukku, dan
Tak akan pernah ada ikatan ‘pacaran’diantara kita..
Janganlah pernah ragu dengan perasaanku padamu..
Apa yang aku rasakan sama dengan apa yang kau rasakan saat ini…
Yakinlah, meski tak pernah terungkap..

Akhi…
Biarlah rasa cinta ini tetap menggantung, menggantung dalam ketetapanNya..
Menggantung dalam kehendakNya..
Karena Allah sebaik-baik tempat bergantung..
Allah yang memberi perasaan ini, Allah juga yang akan memutuskannya.
Entah kita akhirnya akan bertemu ataupun tidak, itu sudah pasti yang terbaik.
Allah yang mempertemukan kita dulu, Allah juga yang memisahkan kita hingga sekarang.
Biarlah harapan untuk sebuah pertemuan yang kedua kalinya kita gantungkan pada Allah..
Aku tahu keputusan Allah itulah yang terbaik untuk kita. Allah tidak akan mempersulit hambanya..
Akhi..
Tetaplah disana kau menjaga pandanganmu, begitu juga denganku disini akan slalu menjaga pandanganku..
Tetaplah menjaga hatimu, begitu juga denganku disini akan slalu menjaga hatiku..
Jalan kita masih panjang..
Banyak rintangan yang akan kita hadapi..
Doakan aku disini, agar tidak terpengaruh rayuan kaum Adam,
Aku disini juga akan mendoakanmu agar kau tidak terpengaruh dengan rayuan kaum Hawa.
Akhi..
Kurasa suratku sampai disini dulu,
Jangan resahkan keadaanku disini…
Tetaplah menuntut ilmu untuk kepentingan umat..
Tetaplah menjaga pandanganmu disana..
Tetaplah berbenah diri..
Tetaplah bertahan dalam tahajudmu..
Percayalah..
Aku disini akan tetap menunggu..
Menunggu keputusan Allah untuk kita…
Akhi…
Jaga selalu hatimu disana..
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh..
Dari yang merindukanmu

Ummi Abi…

Maafkan Ukhti…
Ukhti belum bisa menjadi wanita sholehah yang Ummi dan Abi inginkan…

Ummi Abi…
Ukhti masih belum bisa menjaga pandangan ukhti. Mata ukhti selalu terpesona ketika melihat laki-laki itu. Ukhti tahu laki-laki itu bukan mahram Ukhti seperti yang Ummi dan Abi katakan tapi, mata Ukhti belum mampu untuk menahannya. Hingga Ukhti menjalin hubungan dengan laki-laki itu. Kata sahabat Ukhti, bukan anak gaul jika tidak punya pacar. Ukhti dibilang gak laku. Ukhti kan malu…
Maafkan Ukhti ya,,,
Perilaku Ukhti telah mendekati zina…

Ummi Abi…
Ukhti belum bisa menutup aurat seperti yang Ummi dan Abi ajarkan. Ukhti belum bisa memakai jilbab hingga dada. Ukhti masih malu memakai pakaian longgar. Ukhti masih malas menggunakan kaos untuk menutupi kaki Ukhti.
Banyak sahabat Ukhti yang mencela Ukhti, saat Ukhti memakai pakaian longgar dan mengulurkan jilbab Ukhti hingga dada. Mereka bilang kalau Ukhti seperti ibu-ibu dan tidak gaul. Ukhti risih mendengar celaan mereka. Sampai saat ini, Ukhti masih memakai pakaian ketat hingga tampak lekuk tubuh Ukhti dan Ukhti  masih mengikat jilbab hingga tampak perhiasaan Ukhti.
Maafkan Ukhti ya,,,
Ukhti  belum bisa menutup aurat secara sempurna…

Ummi Abi…
Ukhti belum bisa menjadi wanita yang ahli sholat tahajud. Ukhti tidak bisa bangun di sepertiga malam terakhir. Ukhti terlalu capek dengan tugas sekolah Ukhti. Terkadang, Ukhti masih lalai dengan perintah sholat 5 waktu.
Maafkan Ukhti ya,,
Ukhti belum bisa menyeimbangkan antara dunia dan akhirat.

Ummi Abi…
Ukhti takut Ummi dan Abi kelak akan masuk neraka. Ustadzah Ukhti pernah bilang kalau Ummi dan Abi akan masuk neraka jika Ukhti tidak berhasil menjadi wanita sholehah seperti Ummi dan Abi inginkan. Ukhti tidak mau itu terjadi. Ukhti tidak ingin Ummi dan Abi masuk neraka hanya karena perilaku Ukhti.
Ummi Abi…
Ukhti saaayaaang sekali sama Ummi dan Abi.
Ukhti ingiiin sekali menjadi wanita sholehah kebanggaan Ummi dan Abi.
Ukhti tidak ingin mempermalukan Ummi dan Abi dihadapan Allah kelak.
Ukhti ingin kelak kita bisa berkumpul di surga, duduk berdampingan dengan Rasulullah seperti Ummi dan Abi harapkan.
Ummi Abi…
Maafkan Ukhti ya…
Ukhti janji, akan berusaha menjadi wanita sholehah seperti Ummi dan Abi inginkan…
Ukhti cinta Ummi dan Abi karena Allah… 

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

Foto Saya
Nur Latifa
Seseorang yang sedang memantaskan diri untuk menyambut pangeran yang akan Tuhan kirimkan esok. Memantaskan diri untuk bersanding dan menuju surga dengannya. Dengan pangeran pilihan Tuhan.
Lihat profil lengkapku
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates