Mirip seperti anak-anak yang merengek meminta uang koin pada ibunya, atau seperti anak SD yang menyisihkan uang sakunya untuk kemudian ditabung dalam celengan. Mungkin itu analogi yang tepat untuk manusia sepertiku. Bedanya, jika anak-anak menabung uang untuk dibelikan mainan, sementara aku menabung rindu untuk berjumpa dan melegakan rasa di waktu yang tepat. Aku tak ingin rindu-rindu itu berceceran seperti uang koin yang sekilas tidak berharga atau tidak memiliki nilai. Aku ingin rindu yang kumiliki ini berharga dan mempunyai makna meski harus menunggu celengan itu penuh. 

Setiap kali aku merasa rindu, akan kutabung rindu-rindu itu dalam doa dan aku memasrahkannya pada Sang Maha Perindu. Kelak, jika rindu-rindu itu sudah penuh, biarkan Allah yang akan menyampaikannya pada orang tepat melalui caraNya yang romantis.

Semoga kamu juga sedang menabung rindu, sama sepertiku..