Kamis,
17 Januari 2013
Gadis kecil yg penulis temui |
Tiba-tiba, datang seorang wanita memakai jilbab biru, menyuruh si anak kecil ini untuk makan. Wanita itu adalah ibunya.
“Adek, ayo makan dulu.” pinta
ibunya.
“Gak…”sambil merengek.
“Kalau gak makan ntar sakit perutnya. Adek mau makan sama ayah?”tanya ibunya.
“Kalau gak makan ntar sakit perutnya. Adek mau makan sama ayah?”tanya ibunya.
“Iya, adek mau makan sama ayah.”
Gadis
kecil itu langsung merengek minta disuapin sama ayahnya. Sementara ayahnya lagi
sibuk mengeprintkan tugas kami.
“Makan sama ibu aja ya dek, ayah masih repot”pinta ayahnya.
“Makan sama ibu aja ya dek, ayah masih repot”pinta ayahnya.
“Gaaaaakk, adek mau makan sama
ayah.”
“Ayah masih repot, makan sana, ntar
kalau gak makan ‘mencret’ lho..”
Si gadis kecil itu pun menuruti perintah
ayahnya dan segera menemui ibunya. Beberapa menit kemudian, ia sudah selesai
makan dan memainkan game onlinenya lagi. Sementara menunggu print selesai, aku
mengamati tingkah gadis kecil itu yang sedang bermain game. Aku merasa takjub
melihatnya, karena anak sekecil itu sudah bisa memahami apa yang diperintahkan
halaman game online tersebut.
“Mbak, mau yang warna apa?”tanya
gadis kecil itu yang sedang bermain game Barbie.
Aku
tersentak kaget. Jarang sekali ada gadis kecil yang berani bertegur sapa dengan
orang yang belum pernah dikenalnya. Tapi, ini berbeda.
Spontan
aku menjawab, “Mau warna biru.”
Gadis
kecil itu, terus mengotak-atik game tersebut sesuai permintaanku. Dalam
sekejap, Barbie yang ada dalam game tersebut berubah menjadi cantik. Game has
finished. Tangan gadis kecil itu mengarahkan pointer ke permainan yang lainnya
yang temanya sama dengan permainan sebelumnya, yaitu membuat Barbie tampil cantik.
Tiba-tiba, seorang temanku mendekati
gadis kecil itu. Tanpa rasa malu, gadis kecil itu menyapa temanku yang berada
disampingnya.
“Mbak, mau pilih baju yang
mana?”tanya gadis kecil itu,
“Emm.. pilih baju yang ini.”sambil
menunjuk ke layar monitor.
Mereka
berdua pun asyik mengobrol. Sementara aku hanya bisa tersenyum melihat tingkah
gadis kecil itu. Ada beberapa pertanyaan yang ingin kusampaikan kepada gadis kecil itu. Aku pun mendekatinya.
“Adek, kok main terus? Gak
belajar?”tanyaku.
“Belajarnya di sekolah.”jawabnya polos.
“Sekolah apa, Dek?”
“Belajarnya di sekolah.”jawabnya polos.
“Sekolah apa, Dek?”
“Sekolah
TK. Berangkatnya jam 8. Pulangnya jan 9. Enak ya..”sahut gadis kecil itu.
“Iya, ya.. enak. Cuma 1 jam ya..setelah itu pulang deh.”jawabku sambil berlogat anak-anak.
“Iya, enak, cuma 1 jam..”sahut gadis kecil itu mengulang apa yang aku katakan.
“Iya, ya.. enak. Cuma 1 jam ya..setelah itu pulang deh.”jawabku sambil berlogat anak-anak.
“Iya, enak, cuma 1 jam..”sahut gadis kecil itu mengulang apa yang aku katakan.
Waktu
semakin larut dan semua tugas sudah selesai di print. Aku pun pamit kepada
gadis kecil itu.
“Dek, mbak pulang dulu ya..”
“Iya, mbak..”jawabnya dengan nada manis.
“Iya, mbak..”jawabnya dengan nada manis.
***
Itulah sepenggal kisah singkatku dengan
gadis kecil yang aku temui. Jarang sekali bukan? Gadis kecil yang masih sekolah
TK menegur orang yang usianya lebih tua darinya. Apalagi, belum kenal. Tanpa
berkenalan terlebih dahulu, gadis kecil itu berani mengakrabkan dirinya. Coba
lihat lagi percakapan diatas. Tidak ada unsur nama yang disebutkan, saking
asyiknya mengobrol hingga lupa tidak menanyakan ‘nama’. Hehe.. =)
Secara tidak langsung, gadis kecil itu mengajarkan kepada kita cara bersosialisasi. Adapun tips bersosialisasi yang saya dapatkan dari cerita diatas adalah: Yang pertama, ‘Jangan gengsi untuk menegur.’ Tidak ada batasan usia bagi siapa saja yang ingin menegur pertama kali. Bagi kita yang masih cenderung ‘gengsi’ untuk menegur terlebih dahulu lawan bicara kita, termasuk saya (akhirnya menyadari), cobalah hilangkan rasa‘gengsi’tersebut.
Next, the second, ‘Cobalah mengakrabkan diri kepada orang yang barusaja dikenal tapi jangan alay, sewajarnya saja.’ Kenapa? Jika anda alay, lawan bicara anda akan merasa tidak nyaman berbicara dengan anda. Dan pastinya lawan bicara anda akan cenderung berpikir ‘negatif’ tentang anda.
The third,’ Cobalah berbicara dengan nada lembut (baca: tidak terlalu keras/membentak)’. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang harmonis, nyaman dan lebih akrab.
Daaaannn..step yang terakhir, ini yang paling penting. Yaitu s-ese, n-unyu, m, ‘SENYUM’. Jangan pelit-pelit untuk menarik pipi kanan dan kiri anda. Kata orang yang dilanda asrama, eitz, maksudnya asmara,”Senyummu mengubah duniaku.” Sahabat, ngerti gak maksudnya apa??
Maksudnya gini, senyum itu bisa mengubah keadaan jiwa seseorang, baik yang tersenyum maupun yang melihat senyuman itu. Contoh, ketika anda sedang marah terus anda bertemu dengan teman anda. Dia memberi senyum dan anda melihatnya. Anda pun membalas senyum itu. Apa yang anda rasakan? Gak usah dijawab, biar saya yang jawab. Hehe.. egois yaa.. =)
Jelas, anda merasa sedikit plong (baca: lega) karena dengan senyum, tingkat kemarahan yang ada dalam jiwa anda berkurang. Nah itu, maksud dari kata‘Senyummu mengubah duniaku.’ Bukan mengubah dunia dari bulat menjadi kotak. Hehe.. =)
Mungkin cuma itu, pelajaran yang saya dapatkan dari gadis kecil itu. Jika ada tambahan dari pembaca, silahkan comment… =)
NB: Perlu pembaca ketahui, mengapa daritadi saya menyebut ‘Gadis Kecil’ karena saya tidak tahu namanya. Hehe.. Cukup sekian dan maaf jika tulisan ini menyinggung atau menyakiti hati pembaca. Penulis tidak bermaksud seperti itu. Terima kasih. =)
Secara tidak langsung, gadis kecil itu mengajarkan kepada kita cara bersosialisasi. Adapun tips bersosialisasi yang saya dapatkan dari cerita diatas adalah: Yang pertama, ‘Jangan gengsi untuk menegur.’ Tidak ada batasan usia bagi siapa saja yang ingin menegur pertama kali. Bagi kita yang masih cenderung ‘gengsi’ untuk menegur terlebih dahulu lawan bicara kita, termasuk saya (akhirnya menyadari), cobalah hilangkan rasa‘gengsi’tersebut.
Next, the second, ‘Cobalah mengakrabkan diri kepada orang yang barusaja dikenal tapi jangan alay, sewajarnya saja.’ Kenapa? Jika anda alay, lawan bicara anda akan merasa tidak nyaman berbicara dengan anda. Dan pastinya lawan bicara anda akan cenderung berpikir ‘negatif’ tentang anda.
The third,’ Cobalah berbicara dengan nada lembut (baca: tidak terlalu keras/membentak)’. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang harmonis, nyaman dan lebih akrab.
Daaaannn..step yang terakhir, ini yang paling penting. Yaitu s-ese, n-unyu, m, ‘SENYUM’. Jangan pelit-pelit untuk menarik pipi kanan dan kiri anda. Kata orang yang dilanda asrama, eitz, maksudnya asmara,”Senyummu mengubah duniaku.” Sahabat, ngerti gak maksudnya apa??
Maksudnya gini, senyum itu bisa mengubah keadaan jiwa seseorang, baik yang tersenyum maupun yang melihat senyuman itu. Contoh, ketika anda sedang marah terus anda bertemu dengan teman anda. Dia memberi senyum dan anda melihatnya. Anda pun membalas senyum itu. Apa yang anda rasakan? Gak usah dijawab, biar saya yang jawab. Hehe.. egois yaa.. =)
Jelas, anda merasa sedikit plong (baca: lega) karena dengan senyum, tingkat kemarahan yang ada dalam jiwa anda berkurang. Nah itu, maksud dari kata‘Senyummu mengubah duniaku.’ Bukan mengubah dunia dari bulat menjadi kotak. Hehe.. =)
Mungkin cuma itu, pelajaran yang saya dapatkan dari gadis kecil itu. Jika ada tambahan dari pembaca, silahkan comment… =)
NB: Perlu pembaca ketahui, mengapa daritadi saya menyebut ‘Gadis Kecil’ karena saya tidak tahu namanya. Hehe.. Cukup sekian dan maaf jika tulisan ini menyinggung atau menyakiti hati pembaca. Penulis tidak bermaksud seperti itu. Terima kasih. =)
0 komentar:
Posting Komentar